Tantangan Viktor Orban terhadap Institusi Internasional: Keluarnya Hungaria dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC)
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, tampaknya tengah menguji sejauh mana institusi internasional dapat dilemahkan. Bersama sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Orban menunjukkan ketegasan dalam tindakan politiknya, khususnya dengan keputusan kontroversial untuk keluar dari ICC.
Tindakan Kontroversial:
-
Pengumuman Keluar dari ICC: Sebelum kunjungan Netanyahu ke Budapest, Sekretaris Menteri Hungaria, Gergely Gulyas, mengumumkan niat negaranya untuk keluar dari ICC. Meskipun Hungaria bergabung dengan ICC, karena Statuta Roma tidak diresmikan, Orban mengklaim negara tersebut tidak wajib melaksanakan perintah penangkapan dari ICC.
-
Dukungan terhadap Netanyahu: Langkah ini terutama dipicu oleh perintah penangkapan yang diterbitkan terhadap Netanyahu. Orban mendeklarasikan dukungan penuh dan mengundang Netanyahu ke Hungaria, sementara menyebut tindakan ICC sebagai tidak dapat diterima.
Reaksi dan Tanggapan:
-
Kontroversi Internasional: Meskipun langkah keluar dari ICC telah dipertimbangkan sejak lama, keputusan ini tetap menciptakan kegemparan internasional. Banyak yang menyebutnya sebagai tindakan yang mengabaikan penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia.
-
Kritik Media dan Ahli Hukum: Media independen Hungaria seperti HVG dan 444.hu mengkritik keputusan tersebut, sementara pakar hukum internasional, Tamas Hoffmann, menegaskan bahwa keluar dari ICC mengirim sinyal negatif.
Konteks Politik dan Dampak Lainnya:
-
Serangan terhadap Institusi Transnasional: Langkah ini dipandang sebagai bagian dari perang politik Orban terhadap Uni Eropa dan kritikusnya. Orban, didukung oleh aliansi partai Patrioten untuk Eropa, menentang dominasi Brussel dan menyoroti kedaulatan negara.
-
Pertimbangan terhadap Uni Eropa: Keputusan Hungaria, sebagai satu-satunya negara UE yang keluar dari ICC, juga menimbulkan spekulasi apakah Orban berencana untuk mengambil langkah serupa terhadap keanggotaan Uni Eropa.
-
Oposisi dan Tantangan Domestik: Meskipun Orban melancarkan kampanye menjelang pemilu, partai oposisi seperti Tisza yang dipimpin Peter Magyar mulai memperoleh dukungan, menandakan ketidakpuasan terhadap korupsi dan otoriterisme dalam pemerintahan.
Viktor Orban terus menggempur institusi internasional sambil menegaskan visi politiknya, namun dampak sebenarnya dari langkah kontroversial ini, termasuk hubungannya dengan Uni Eropa, masih menimbulkan banyak spekulasi.